ZIARAH KUBUR
A. Pengertian
Secara bahasa ziarah artinya berkunjung. Secara istilah adalah
mengunjungi makam orang yang sudah meninggal untuk mendo’akannya,
bertabaruk, I’tibar ataupun mengingat untuk mengingat. Hari akhirat.
Amalan-amalan yang telah dilakukan saat ziarah berbeda-beda yang
umum dilakukan yaitu membaca Al-Qur’an, tahlil, solawat dan berdo’a
kepada Alloh semata.
B. Dalil-dalil ziarah kubur
Diantara dalil-dalil Sya’i tentang disunahkannya ziarah adalah sebagaimana hadist-hadist berikut.
عَنْ بَرِيْدَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَقَدْ
أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِىْ زِيَارَةِ قَبْرِ اُمَّةِ فَزُوْرُوْهَا
فَاِنَّهَا تُذَكِّرُ اْلآخِرَةِ.(رواه الترمذي.٩٧٠)
“Dari Buraidah, ia berkata Rosululloh SAW bersabda “Saya pernah
melarang kamu berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad teah diberi izin
untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah! Karena
perbuatan itu dapat mengingatkan kamu pada akhirat.
Disebut dalam kitab Kasyf As-Syubuhat, hlm 39 :
عَنْ هِشَامِ بْنِ سَاِلمِ قَالَ: عَاشَتْ فَاطِمَةَ بَعْدَ اَبِيْهَا
خَمْسَةَ وَسَبْعِيْنَ يَوْمًا لمَ ْتُرَى-كََاشِرَةٌ وَلَا صَاحِكَةٌ
تَأْتِى قُبُوْرَ الشُّهَدَاءِ فِىْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّتَيْنِ
اْلاِثْنَيْنِ وَاْلخَمِيْسِ فَتَقُوْلُوْهَا هُنَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ.
Hadist dari Hisyam bin Salim:setelah 75 hari ayahnya ( Nabi
Muhammad ) meninggal, Fathimah tidak lagi murung,ia selalu ziarah ke
makam para Syuhada dua hari dalam seminggu, yakni setiap Senin dan
Kamis, sambil berucap: disini makam Rosululloh.
Dalam Kasyf as-Syubuhat, hlm 39 disebutkan dalam hadist sebagai berikut :
وَرَوَى اَيْضًا الِتْرِمذِي وَالْحَاكِمُ فِي نَوَادِرِ اْلاُصُوْلِ
مِنْ حَدِيْثِ عَبْدِ اْلغَفُوْرُِ بْنِ عَبْدِ اْلعَزِيْزِ عَنْ
اَبِيْهِ مِنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَعَرَّضَ عَلَى اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى اْلاَبَاءِ
وَاْلاُمَّهَاتِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ فَيَفْرَحُوْنَ بِحَسَانَتِهِمْ
وَتُزْدَادُ وُجُوْهُهُمْ بَيَاضًا وَاَشْرَافًا.
Sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi dan Hakim dalam kitab
Nawadir al-Ushul, hadist dari Abdul Ghafur bin Abdul Aziz, dari
ayahnya, dari kakaknya, dia mengatakan bahwa Rosululloh bersabda:
Bahwa amal manusia itu dilaporkan kepada Alloh setiap hari Senin dan
Kamis, lalu diberitahukan kepada para Nabi, kepada bapak-bapak,
ibu-ibu mereka yang lebih dulu meninggal pada hari Jum’at. Mereka
gembira bila melihat amal-amal baiknya, sehingga tampak wajahnya
bersinar putih berseri.
Dalam kitab Kasyf as-Syubuhat as-Syaikh Mahmud Hasan Rabi hlm. 129 diterangkan tentang ziarah dan amalan-amalannya:
(قَالَ النَّوَاوِيُّ) فِىْ شَرْحِ اْلمُهَذَّبِى يُسْتَحَبُّ يَعْنِى
لِزَائِرِ اْلاَمْوَاتِ اَنْ يَقْرَأَ مِنَ اْلقُرْآنِ مَا تَيَسَّرَ
وَيَدْعُوْ لَهُمْ عُْبَاهَا نَصَّ عَلَيْهِ الشَّفِعِيُّ وَالتَّفَقَ
عَلَيْهِ اْلاَصْحَاب
Dalam Syarh al-Muhadzdzab imam an-Nawawi berkata adalah disunahkan
bagi seorang yang berziarah kepada orang mati agar membaca alat-alat
Al’quran sekadarnya dan berdo’a untuknya. Keterangan ini diambil dari
teks imam Syafi’I dan disepakati oleh para ulama yang lainnya.
Dalam kitab Nahjal al-Balaghah, hlm. 394-396 disebutkan sebuah hadist Nabi :
وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُوْرُ قُبُوْرَ شُهَدَاءِ
أُحُدٍ وَقُبُوْرَ اَهْلِ اْلبَقِيْعِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَيَدْعُوْ
لَهُمْ بِمَا تَقَدَّمَ ( رواه مسلم واحمد وابن ماجه.)
Rosululloh berziarah ke makam Syuhada ( orang-orang mati sahid )
dalam perang uhud dan makam keluarga Baqi’ dia mengucapkan salam dan
mendo’akan mereka atas amal-amal yang telah mereka kerjakan (HR.
Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).
Disebutkan dalam kitab I’anat at-Thalibin juz II hlm.142:
فَقَدْ رَوَى اْلحَاكِمُ عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
مَنْ زَارَ قَبْرَ اَبَوَيْهِ اوَ ْاَحَدَهُمَا فِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ
مَرَّةً غَفَّرَ اللهُ لَهُ وَكَانَ بَارًّا بِوَالِدَيْهِ.
Hadist riwayat hakim dari Abu Hurairah Rosululloh bersabda: Siapa
ziarah kemakam orang tuanya setiap hari Jum’at, Alloh pasti akan
mengampuni dosa-dosanya dan mencatatnya sebagai bukti baktinya kepada
orang tua.
Kemudian kaitannya dengan hadist Nabi SAW yang secara tegas menyatakan perempuan berziarah kubur:
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ اْلقُبُوْرِ (رواه احمد ٨٠٩٥ )
“Dari Abu Hurairah R.A bahwa sesungguhnya Rosululloh SAW melaknat wanita yang berziarah kubur.” (HR. Ahmad :8095 )
Menyikapi hadist ini ulama menyatakan bahwa larangan itu telah
dicabut menjadi sebuah kebolehan berziarah baik bagi laki-laki dan
perempuan. Imam al-Tirmidzi menyebutkan dalam kitab as-Sunan: Sebagian
ahli ilmu mengaatakan bahwa hadist itu diucapkan sebelum Nabi SAW
membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Setelah Rosulullos SAW
membolehkannya laki-laki dan perempuan tercakup dalam kebolehan itu.” (
Sunan at-Thirmidzi :979 )
Ketika berziarah seseorang dianjurkan membaca al’quran atau lainnya,sebagaimana sabda Rosululloh SAW:
عَنْ مُعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِقْرَؤُوْ عَلَى مَوْتَاكُمْ “يس” (رواه ابو داود،
٢٧١٤)
Dari Ma’qilbin Yasar R.A berkata, Rosululloh SAW bersabda; Bacalah
surat Yasin pada orang-orang mati diantara kamu,. “ (HR. Abu Dawud
:2714 )
Dalil-dalil ini membuktikan bahwa ziarah kubur itu memang
dianjurkan. Terlebih jika yang diziarahi itu adalah makam para wali
dan orang saleh. Ibnu Hajar al-Haitami pernah ditanya tentang
berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan
perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab berziarah.ke makam
para wali adalah ibadah yamg disunahkan. Demikian pula dengan
perjalanan kemakam mereka.” (Al-Fatawi al-Kubra, juz II hlm. 24)
Berziarah ke makam para wali dan orang-orang shaleh telah menjadi
tradisi para ulama salaf. Diantaranya adalah Imam al-Syafi’I R.A jika
ada hajat, setiap hari beliau berziarah ke makam Imam Abu Hanifah.
Seperftipengakuan beliau dalam rfiwayat yang shahih.
Dari Ali bin Maimun berkata” Aku mendengar imam al Syafi’i berkata”
Aku selalu bertabaruk dengan Abu Hanifah dan berziarah mendatangi
makamnya setiap hari. Apabila aku memiliki hajat, maka aku slat dua
rakaat, lalu mendatangi makam beliau,dan aku mohon hajat itu kepada
Alloh SWT disisi makamnya, sehingga tidak lama kemudian hajatku
terkabul.” ( Tarikh Baghdad,juz 1, hal. 123)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar